episode 1
• Kira
• Ejekan
• Tatapan yang mengerikan
kabut hitam masih menyelimuti hati Kira. Semenjak kejadian minggu lalu, sikapnya berubah drastis. Kini ia menjadi dingin dan pemurung yang sebelumnya ceria dan murah senyum. Sudah tiga hari ia mengurung diri di kamar rumah barunya tanpa makan dan minum. Tak satu pun anggota keluarga yang membujuknya keluar beraktifatas. Karena semua larut dalam suatu penyesalan.
Pintu rumah itu selalu tertutup rapat. Penghuninya pun seakan mengunci semua indra mereka. Tak ada komunikasi, tak ada interaksi. Hanya kehampaan yang dirasa.
Hari baru telah datang. Kira bersiap pergi ke sekolah. Sedangkan anggota keluarga lain masih larut dalam kesedihan, penyesalan dan keterpurukan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Hari ini hanya Kira yang perlahan-lahan mampu melewati semua itu.
Kira berjalan dengan kepala menunduk. Sesampainya di gerbang sekolah, dua orang gadis menyapanya dengan nada meledek.
“Hai Kira ! bagaimana keadaan ayahmu ? Apakah baik baik saja di dalam penjara ? Hahahahaha !” kedua gadis itu tertawa lebar.
Kira menghentikan langkahnya. Kemudian menatap kedua gadis itu dengan tatapan kosong berhias dendam. Wajah mereka mengeluarkan cairan keringat bersuhu minim dari dahi dan pelipis mereka. Kemudian…
“Selamatkan diri kau !” mereka lari pontang-panting meninggalkan Kira.
Kira melanjutkan langkahnya. Ketika tiba di depan kelas, seseorang menyapanya dengan sinis, “Aku benci ayahmu!. Ayahmu sama saja seperti seorang pembnuh !”
Kira kembali menghentikan langkahnya Ia melesatkan tangan kanannya ke leher si penyapa itu dengan kecepatan super kilat. Sayang, ia tak meneruskannya sampai tangannya memutuskan urat nadi orang itu. Kemudian ia menatap orang itu seperti halnya dua gadis yang ia temui di gerbang sekolah.
“Jangan pernah bicara seperti itu di hadapanku !” ancam Kira.
Respon orang itu tak jauh berbeda dengan dua orang gadis tadi. Semua yang melihat insiden barusan hanya diam terpaku. Kira melangkah menuju tempat duduknya yang berada di pojok kanan belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar